STRATEGI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE PEMBIASAAN DAN KETELADANAN DI MASA PEMBELAJARAN DARING

STRATEGI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DENGAN METODE PEMBIASAAN DAN KETELADANAN DI MASA PEMBELAJARAN DARING
Anang
Waqid Ramadhan
Fakultas Ilmu Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta
e-mail: anang6ramadhan@gmail.com
Abstrak
Pendidikan karakter merupakan aspek yang begitu penting dizaman 4.0 ini. Pada masa pandemi ini kegiatan pembelajaran dialihkan dengan system daring, sehingga pemilihan metode pembelajaran yang tepat oleh pendidik tentu menjadi suatu keharusan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran kepada pendidik bagaimana implementasi dari metode pembiasaan dan keteladanan dalam pembelajaran untuk membentuk karakter siswa berakhlakul karimah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif yang mana tanpa menyebar angket, dan dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik study literature. Dan pada akhirnya dari penelitian ini mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa penggunaan metode pembiasaan dan keteladanan menjadi pilihan tepat untuk pembentukan karakter siswa di masa pembelajaran daring.
Kata Kunci: Karakter, Akhlakul Karimah, Metode Pembiasaan dan Keteladanan, Daring
Abstract
Character education is a very important aspect in this era of 4.0. During this pandemic, learning activities were transferred to an online system, so that the selection of the right learning method by educators is certainly a must. The purpose of this study is to provide educators with an overview of how the implementation of habituation and exemplary methods in learning to form the character of students with good moral character. This research is a type of research with a qualitative approach without spreading the questionnaire, and in collecting data the author uses a literature study technique. And in the end, from this study, it can be concluded that the use of habituation and exemplary methods is the right choice for character building of students during online learning.
Keywords: Character, Akhlakul
Karimah, Habituation and Exemplary Methods, Online Learning
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang wajib didapatkan oleh setiap insan. Pendidikan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik agar memiliki akhlak yang baik dan juga mendapatkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang paling utama yaitu untuk memperbaiki atau membentuk akhlak yang mulia pada diri seseorang. Dikatakan pendidikan itu berhasil, jika dapat membentuk siswa memiliki akhlak yang baik dan mulia.
Untuk merealisasikan pembentukan karakter siswa menjadi mulia tersebut,
pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan yang termuat pada peraturan pemerintah
uu no.20 tahun 2003 yang mana menyatakan bahwa mata pelajaran akidah akhlak
mempunyai peran yang sangat sentral dalam tercapainya tujuan pendidikan
nasional yang ada di Indonesia, yang mana menciptakan manusia agar taat kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan juga memilki akhlak yang mulia. Pendidikan Agama bisa
manjadi salah satu faktor dan acuan tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia.
Pada hakikatnya kebutuhan manusia bukan
hanya sebatas kebutuhan materi saja, melainkan kebutuhan yang utama pada
manusia yaitu kebutuhan spiritual. Nilai-nilai spiritual tersebut hanya bisa
diraih dengan belajar dalam lingkungan kehidupan beragama yang religious.
Melalui pendidikan Agama Islam yang humanism religious merupakan sebuah solusi
yang sangat pas untuk memuhi kebutuhan spiritual manusia tersebut. Dengan
terisinya kebutuhan spiritual tersebut, maka akhlak ataupun moral yang ada pada
diri seseorang menjadi lebih terarah sesuai dengan norma-norma yang ada
disekitarnya.
Mencermati dari apa yang sudah dibahas pada paragraph sebelumnya tentu
memberikan paradigma, pendidikan Agama Islam berperan penting dalam pembentukan
akhlak. Didalam pendidikan Islam bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau
penyampaian ilmu pengetahian saja yang dijadikan tujuan utama, tetapi juga melakukan
transfer of values yaitu pembinaan terhadap spiritual keagamaan dan juga moral.
Dengan hal tersebut, maka intensitas pembinaan spiritual dan juga moral melalui
pendidikan Agama Islam harus ditingkatkan agar moral peserta didik menjadi
baik.
Terlepas dari pentingnya pendidikan Agama
Islam diatas, ternyata masih ada permasalahan klasik yang harus diselesiakan
oleh para pendidik. Permasalahn tersebut yaitu mengenai strategi dan metode
yang akan digunakan. Strategi dan juga metode pembelajaran menjadi hal yang
sangat penting untuk diperhatiakn oleh tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran
yang ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan juga efisien tentunya.
Strategi pembelajaran sendiri berasal dari dua kata yaitu strategi dan pembelajaran. Strategi sendiri yaitu suatu rencana yang dirancang, kemudian dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran sendiri yaitu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, maupun interaksi antrara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga menambah pengetahuan dan juga merubah perilaku menjadi lebih baik. Berdasarkan pengertian kedua kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yaitu suatu rancangan atau rencana yang dibuat dan dijalankan untuk mempermudah transfer knowledge maupun transfer values dari pendidik ke peserta didik agar efektif dan efisien.
Dari pengertian tersebut terihat begitu jelas bahwa strategi menjadi hal wajib dalam setiap hal, begitu juga dalam pembelajaran. Guru disini harus bisa kreatfi dalam mengkreasikan strategi pembelajaran agar sesuai dengan kapasitas pengetahuan, latar belakang, dan juga kondisi psikis kemampuan siswa. Dengan hal itu maka siswa akan menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa saat ini seluruh penjuru dunia sedang mengalami bencana non alam yaitu pandemic virus Covid-19 atau dikenal dengan vius corona. Pandemi yang menimpa kita semua ini menjadi momok yang menakutkan untuk semua kalangan, sehingga banyak aktivitas yang lumpuh. Dampak pandemi ini juga menimpa dunia pendidikan, yang mana kegiatan-kegiatan pembelajaran menjadi terhenti dan terhambat. Seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan dengan sistem WFH (Work From Home) yang mana belajar dan bekerja dari rumah.
Sistem belajar dari rumah atau dikenal dengan daring ini merupakan hal baru yang dihadapi oleh para pendidik maupun peserta didik. Tentu, karena system yang diterapkan saat ini meruakan hal baru, pasti ada banyak kendala yang akan dihadapi. Kendala tersebut mulai dari perangkat yang akan digunakan oleh guru maupun siswa, terkendala signal, dan yang lainnya.
Terkhusus
untuk pendidik itu sendiri selain perangkat dan juga signal yang menjadi
kendala, tentu pemilihan strategi dan metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran juga menjadi permasalahan yang dihadapi pendidik. Oleh karena itu,
salah satu tujuan dari penyusunan jurnal ini, yaitu untuk memberikan gambaran
kepada pendidik seperti apa implementasi strategi pembelajaran melalui metode
pembiasaan dan keteladanan untuk mata kuliah akidah aklak di masa sekolah
daring agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif.
B. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Strategi dan Metode Pembelajaran
Menurut pendapat Mulyasa yang penulis
kutip dari Jurnal karya Nurdyansyah mengatakan bahwa strategi pembelajaran
yaitu segala startegi atau rencana yang dirancang oleh pendidik dalam
pembelajaran untuk memperlancar dan mendorong pembentukan potensi peserta didik
dengan cara tanya jawab, diskusi dan pengamatan. Berdasarkan pengertian
strategi tersebut, maka jelas bahwa disini peran guru begitu besar dalam
membuat suasana pembelajaran agar menarik untuk diikuti oleh peserta didik.
Karena, dengan suasana menarik yang disajikan oleh guru, maka dapat mempermudah
dalam proses belajar mengajar berjalan baik.
Menurut pendapat Dick dan Carey staretgi
pembelajaran merupakan kumpulan dari komponen pembelajaran yang dirancang
terlebu dahulu oleh pendidik sebelum disampaikan kepada siswa yang mana
berorientasi dengan materi-materi pelajaran yang ada.4 Berdasarkan pendapat
tersebut, maka strategi ini menjadi hal penting yang harus dipikirkan oleh
seorang guru terlebuh dahulu, sebelum malaksanakan kegiatan pembelajaran. Dan
tentunya startegi yang akan digunakan haruslah disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan, sehingga peserta didik menjadi lebih mudah untuk memahami.
Selain kedua ahli tersebut yang memaparkan pendapatnya mengenai apa itu
strategi pembelajaran, masih ada banyak ahli juga yang memaparkan pendapatnya,
diantranya yaitu:
a. Hilda Taba, strategi pembelajaran
yaitu, rancangan atau langkah- langkah yang dipilih dan digunakan oleh pendidik
dalam pembelajaran, dimaksudkan untuk menampung objek-objek pembelajaran
secara sistematis dan secara sadar.
b. Kemp (1995), strategi pembelajaran yaitu suatu langkah atau proses yang
harus ditempuh oleh seorang siswa dan juga guru agar tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan juga efisien.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut, secara garis besar
dapat penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu cara dan
langkah yang harus ditempuh untuk mencapai sesuatu. Dan para ahli pun sebagain
besar sepakat bahwa strategi pembelajaran ini haruslah diperhatikan oleh
seorang pendidik, agar dapat merancangnya sebelum melakuka aktivitas
pembelajaran agar dalam prosesnya berjalan baik dan efektif. Pada paragraph
diatas sudah dijelaskan kajian teori mengenai apa itu strategi pembelajaran,
menurut para ahli yang secara garis besar sudah dapat dipahami maksudnya.
Kemudian apa perbedaan antara startegi pembelajaran dan metode pembelajaran?.
Ada beberapa ahli yang memaparkan
pendapatnya mengani apa itu metode pembelajaran, salah satunya yaitu pendapat
dari Sudjana yang penulis kutip dari jurnal karya Dedy Yusuf Aditya, metode
pembelajaran adalah suatu langkah atau cara yang dilakukan oleh seorang
pendidik dalam interaksinya dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Peter Westwood mengatakan metode pembelajaran yaitu sebagai satu rangkaian
antara prinsip, prosedur, dan strategi yang mana dipilih dan diterapkan oleh
seorang guru agar proses dan hasil pembeajaran yang diinginkan siswa dapat
tercapai.
Berasarkan pemaparan pengertian metode
menurut para ahli diatas, maka penulis mensrik sebuah kesimpulan bahwa metode
pembelajaran yaitu separngkat cara atau langkah yang dilakukan oleh seorang
guru untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang sudah ditetapkan
agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dan juga mencapai tujuan
pembelajarn secara efektif dan efisien.
Berdasarkan kedua pengertian strategi
pembelajaran dan juga metode pembelajaran diatas, maka dapat diketahui bahwa
perbedaan antara strategi dan metode terletak pada implmentasinyaa, yang mana
strategi masih bersifat konseptual, kemudian untuk mengimplementasikan maka
dibutuhkan suatu metode yang tepat, sehingga konsep staretgi yang sudah
direncanakan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif.
2. Metode Pembiasaan dan Metode Keteladanan
a. Metode Pembiasaan
Menurut Assul metode pembiasaan adalah
suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran yang mana
melakukan kegiatan ataupun ketrampilan tertentu secara terus menerus atau
konsisten dalam waktu yang lama, sehingga ketreampilan maupun kegiatan tersebut
dapat dikuasai dan dipahami oleh peserta didik dan dijadikan sebagai suatu
kebiasaan yang sulit ditinggalkan.
Dengan metode pembiasaan ini peserta
didik ditekankan untuk dapat melakukan suatu hal yang mana dikerjakan secara
konsisten dan terus menerus. Misalnya dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits seorang
pendidik meminta kepada peserta didiknya untuk setiap harinya membaca Al-Qur’an
minimal lima ayat, kemudian diminta untuk mengamati hukum bacaan yang ada pada
ayat yang sudah dibacanya. Dengan menerapkan metode pembiasaan seperti contoh
diatas, maka siswa pun untuk tiap harinya akan terbiasa untuk membaca Al-
Qur’an dan semakin lama akan merasa ada yang kurang jika belum membaca
Al-Qur’an.
b. Metode Keteladanan
Keteladanan berasal dari kata teladan
yang mana dalam terminologi Al-Qur’an identic dengan kata uswah dan iswah yang
mana memiliki sebuah arti ketika seseorang seorang manusia menirukan atau
mengikuti manusia yang lain, baik itu dalam hal kebaikan maupun kejelekan.8
Jadi berdasarkan terminology Al-Qur’an ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
teladan yaitu diaman ketika seseorang mengikuti orang lain baik dari sikap, sifat,
bahkan hingga gaya hidupnya. Terlepas dari pengetian keteladanan tersebut, yang
dijadikan sebagai alat atau metode untuk pendidikan merupakan tauladan yang
baik atau disebut dengan uswatun hasanah.
Nah, dari paragraph diatas dapat penulis
pahami bahwa inti dari metode keteladanan yaitu sebuah cara atau langkah yang
dilakukan oleh seorang pendidik ketika berinteraksi dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran, melalui contoh perilaku-perilaku terpuji yang dapat ditiru
Dalam agama Islam sendiri, keteladanan yang dijadikan sebagai barometer yaitu
keteladanan dari Nabi Muhammad saw. Sikap, sifat dan juga gaya hidup keseharian
beliau bisa dijadikan sebagai contoh dan teladan yang baik untuk ditiru.
Rasulullah mampu mengekspresikan ketinggian akhlaknya, kebajikan, dan
juga kebenarannya. Akhlak terpuji beliau dapat dilihat ketika dalam kisah
beliau dilempari kotoran oleh orang-orang kafir Quraisy, akan tetapi beliau
tidak membalasnya, beliau lebi memilih sabar dan juga mendo’akan kebaikan untuk
orang kafir tersebut. Sungguh kehidupan Rasulullah begitu komplit untuk
dijadikan sebagai tauladan untuk semua manusia.
3. Akhlak
a.Pengertian Akhlak
Akhlak adalah sebua kata yang berasal
dari bahasa Arab. Secara etimlogis kata akhlak adalah jamak dari khuluku
yang memiliki arti peringai, tingkah laku, atau tabiat. Para ulama akhlak
sendiri merumuskan maksud dari akhlak dengan sangat beragam, diantara ulama
tersebut salah satunya yaitu Imam Al- Ghazali yang mengatakan bahwa akhlah
merupakan suatu sifat yang mana sudah tertanama dalam jiwa setiap manusia, yang
kemudian dapat menghasilkan suatau perbuatan yang tidak sukar untuk dilakukan,
tanpa memikirkannya untuk waktu yang lama terlebih dahulu.
Berdasarkan rumusan akhlak menurut Imam Al-Ghazali ini berarti jika sikap
yang keluar dari seseorag itu sesuai dengan norma agama, maka disebut akhlak
mulia. Akan tetapi, jika yang keluar pada diri seseorag adalah sikap yang jauh
dari ketentua norma agama, maka disebut sebagai akhlak yang buruk. Akhlak yang
mulia dapat menjadi panduan setiap manusia dalam menjalani kehidupan agar
ketika melangkah dan bertindak tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Oleh karena pentingnya akhlak untuk setiap individu manusia, maka sangat perlu
untuk ditanamkan sejak dini pendidikan akhlak. Agar sejak dini, setiap manusia
sudah terbiasa dan tertanam dalam jiwanya akhlak-akhlak yang baik.
b. Macam-Macam Akhlak
Menurut Imam Al-Ghazali macam-macam
akhlak itu terbagai menjadi dua yaitu:
1) Akhlak Mahmudah (Akhlak Baik)
Yang pertama yaitu akhlak
mahmudah, akhlak mahmudah disini yaitu akhlak
yang keluar dari diri seseorang yang mencerimnkan
kebaikan. Contoh dari akhlak mahmudah ini yaitu:
a) Amanah (dapat dipercaya, jujur, dan setia)
b) Al-Sabru (sabar)
c) Penuh kasih sayang
d) Al-Wafa (menepati janji)
e) dll
2) Akhlak Mazmumah (Akhlak
Buruk)
Akhlak Mazmumah yaitu sifat yang keluar dari seseorang, yang mana bukan
merupakan hal atau sifat yang terpuji. Contoh akhlak mazmumah:
a) Sombong
b) Pemarah
c) Pengumpat
d) Dengki
e) dll,
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang penulis gunakan pada
penelitian kali ini yaitu dengan pendekatan kualitatif. Disini data yang
penulis dapatkan berasal dari jurnal dan juga buku-buku yang sesuai dengan
judul penelitian yang penulis pilih. Penulis tidak menyebar angket untuk
mendapatkan data-data yang terkait dengan penelitian.
Kemudian untuk teknik pengumpulan data
sendiri, disini penulis menggunakan teknik study literature. Penulis mengumpulkan
data-data yang terkait dengan penelitian ini berdasarkan sumber-sumber tekstual
seperti buku dan juga jurnal yang sudah penulis baca.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Masa pandemi seperti saat ini,
sistem pembelajaran yang ada dilakukan dengan system daring. Berdasarkan
pengamatan yang penulis dapatkan dari beberapa sumber, mulai dari pengamatan
secara langsung dan juga dari sumber-sumber bacaan seperti, jurnal, buku, dan
lain sebagainya ternyata masih banyak hambatan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran daring.
Masalah yang dihadapi selain perangkat
ataupun media yang akan digunakan, yaitu terkait pemilihan penggunaan metode
pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan pembelajaran daring yaitu dengan
pembiasaan dan keteladanan. Tentu memilih metode bukanlah hal mudah, apalagi
untuk mata pelajaran agama. Akan tetapi, disini hasil dari analisis yang
penulis lakukan terutama untuk pendididikan Agama, dan terkait dengan rumpun
maple Akidah Akhlak metode pembiasaan dan keteladanan menjadi solusi untuk
digunakan oleh pendidik.
Di masa pembelajaran daring seperti saat
ini, penggunaan metode pembiasaan dan juga keteladanan menjadi pilihan yang
sangat tepat untuk digunakan. Dengan menggunakan metode ini, seorang pendidik
dapat mengontrol kegiatan siswa setiap hari agar sesuai dengan kriteria akhakul
karimah.
Penggunaan metode pembiasaan untuk
pembentukan akhlak merupakan pilihan yang tepat, hal tersebut diperkuat dengan
dikeluarkannya Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Yang mana isi dalam
peraturan tersebut yaitu untuk pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah
yang dimulai sejak awal siswa masuk sekolah, hingga siwa lulus dari sekolah.
Selain itu, di dalam QS.Luqman ayat 12-19 juga dijelaskan bagaimana Luqman
mendidik anaknya agar memiliki akhlak yang baik dengan metode keteladanan dan
juga pembiasaan. Maka dengan hal itu untuk pembentukan akhlak yang baik pada
siswa pemilihan metode ini begitu pas dan tepat.
Di sini penulis mencpba untuk memberikan
contoh mengenai imlementasi metode pembiasaan dan keteladanan di masa pandemic
yang terkenal dengan aktivitas pembelajaran daring.
1. Metode Pembiasaan
Berdasarkan penjelasan teori sebelumnya
mengenai metode pembiasaan, pada intinya metode ini lebih menekankan kepada
siswa agar melakukan aktivitas, kegiatan, maupun keterampilan secara terus
menerus atau dalam istilah Islam istiqomah. Nah, dari teori tersebut maka
penulis dapat memberikan contoh bagaimana menerapkan metode ini untuk mata
pelajara Akidah Akhlak agar dapat membentuk karakter akhlakul karimah pada
siswa.
Penerapannya yaitu pendidik atau guru
membuat sebuah form yang mana isi dari form tersebut berisi tentang kegiatan
positif sehari-hari yang harus dijalankan oleh siswa mulai dari sholat wajib
lima waktu, sholat sunnah (muakkad/ghairu muakkad), tilawah Al-Qur’an, infaq
minimal sepekan seribu rupiah dan kegiatan positif lainnya. Kemudian form
tersebut dikumpulkan tiap sepekan sekali. Dengan melakukan hal tersebut secara
rutin maka siswa akan terbiasa untuk melakukannya.
2. Metode Keteladanan
Pada intinya metode keteladanan disini
yaitu seorang pendidik dibebankan untuk menampilkan sikap terpuji yang mana
dapat ditirukan dan menjadi teladan untuk siswa ikuti. Terkait implementasi
metode keteladanan ini di masa pembelajaran daring. Pendidik bisa melakukannya
dengan cara mengajak seluruh siswa pada tiap awal pembelajaran untuk membaca
do’a dan membaca Al-Qur’an yang dipimpin oleh pendidik itu sendiri dan kemudian
diikuti oleh siswa. Walaupun pembelajaran dilakukan secara daring, pendidik
tetap bisa melakukan hal tersebut, agar menjadi teladan untuk para siswanya.
Keteladanan untuk sopan santun dalam
berkata dan bertindak bukan hanya kepada orang yang lebih tua, tetapi juga
kepada sesame. Pendidik bisa dengan memberikan wejangan kepada siswanya agar
dalam berkata dan bersikap memperhatikan etika sopan santun seperti norma-
norma yang ada dilingkungan sekitar.
Jadi, metode keteladanan dan pembiasaan
ini begitu efektif digunakan oleh guru mata pelajaran Akidah Aklak untuk
membentuk akhlak dan karakter siswa menjadi mulia/akhlakul karimah.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
lakukan dapat penulis simpulkan bahwa dalam pembentukan karakter peserta didik
yang berkahlakul karimah penggunaan metode pembiasaan dan keteladanan sangatlah
tepat. Penggunaan metode tersebut juga sangat tepat digunakan dalam
pembelajaran daring seperti saat ini, yang mana guru bisa memberikan
keteladanan secara online, dan juga bisa meminta peserta didik untuk melakukan
kebiasaan hal positif yang menunjang pembentukan akhlakul karimah, meskipun
secara online atau daring.
F. REFERENSI
Nur Laili, “Pendekatan Contextual Teachning and Learning (CTL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak”, Journal Of Education, Vol. 1 No.2,
2018.
Faisal Kamal, “Strategi Inovatif Pembelajaran AKidah Akhlak DI MAN Wonosobo
Jawa Tengah”, Jurnal PPKM 1, 2017.
Nurdyansyah, “Pengaruh Strategi Pebelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada
Madrasah Ibtidaiyah”.
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran (Medan: Perdana Publishing,
2017).
Muhammad Irwan Padli Nasution, “Strategi Pembelajaran Efektif Berbasis Mobile
Learning Pada Sekolah Dasar”, Jurnal Iqra’, Vol.10 No.01, 2016.
Dedy Yusuf Aditya, “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Resitasi Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa”, Jurnal SAP, Vol.1 No.2, 2016.
Halimah, “Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Pengembangn Moral Keagamaan AUD
Kelompok B di RA An Najwan Desa Kebun Balok Kabupaten Langkat”, Jurnal Raudhah,
Vol. 7 No.2, 2019.
Ali Mustofa, “Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Studi
Keislaman, Vol.5 No.1, 2019.
Syaepul Manan, “Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan Pembiasaan”,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.5 No.1, 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar